Dari hal yang lurus kubaca,sejauh pandang ada keindahan,sejauh rasa ada kerusakan. Apa yang membuat diri ini membentuk sebuah wacana. Mencoba memahami sebuah aliran,dari atasnya sebuah panas dunia.
Kupun hanya mampu melihat banyak aliran, antara sungai-sungai dibawah merapi. Kupun lihat antara tinggi dan rendah. Entah kupun terpintas oleh wajah Candi Prambanan. Yaitu ku tahu legenda Roro Jongrang dimana ini wajahnya, ini arca yang kusimpan. Mengapa juga sinom(tembang syair jawa) pernah kutuliskan.
Sepintas terhadap bencana alam, terhadap kata dunia. Ini juga pandangan terhadap alam , jika kubentang
kuakan terhempas atas kebodohan, jika ku menurun artinya ku ketakutan atas kematian. Dari ini entah ku juga teringat wajah Mbah Maridjan.
Lalu sederek atas semua kuberi wajah ''Jika aku tahu kematian dekat denganku, maka kutahu atas perbuatanku; matapun memandang indah lereng, maka kumemandang kematian''.